Trending

Obsesi Ummi


Punya  anak penghafal Alqur'an  dambaan kami apalagi berprestasi.

buku “Kisah Nyata Membesarkan Anak Menjadi Hafiz Al Qur’an dan Berprestasi“.  Ada tiga hal pokok yang bisa dipelajari dari buku ini. Pertama, buku ini menguatkan keyakinan kepada kita, dan tentu saja meningkatkan iman, bahwa Al Qur’an merupakan satu-satunya landasan hidup yang harus kita yakini sekaligus jalankan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, buku ini membuka mata hati kita bahwa keyakinan dalam memperdalam ilmu ukhrawi (akhirat) tidak hanya menambah berkah akhirat, tapi duniapun kita mendapatkannya. Ketiga, mendidik anak-anak menjadi hafiz Qur’an ternyata bisa dilakukan oleh siapapun asal iman kita kuat dan hanya ingin mendapatkan ridhla Allah SWT.

Di tengah kesibukan pekerjaan sehari-hari, sepasang suami istri telah memiliki tekad kuat membangun keluarga berlandaskan Al Qur’an. Ini memberikan teladan kepada kita semua bahwa kedahzyatan Al Qur’an tak hanya diucapkan atau diyakini saja, namun dijalankan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah keluarga. Subhanallah! Seringkali orang mengatakan bahwa Al Qur’an merupakan landasan hidupnya yang paling utama. Namun sangat jarang yang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan meyakini sepenuhnya bahwa menerapkan Al Quran dalam keseharian merupakan solusi paripurna karena Al Qur’an adalah Kitabullah, berisi firman-firma Allah SWT. Dan, apa yang difirmankan Allah SWT sudah pasti 100% benar, tanpa ada sedikitpun keraguan.

Menjalani kehidupan membangun keluarga sakinah, mawadah wa rohmah melalui tarbiyah Islami yang kuat kepada anak-anaknya yang berjumlah sebelas. diantaranya si sulung Afzalurahman Assalaam adalah mahasiswa tingkat akhir ITB jurusan Geofisika. Adiknya, Faris, kuliah tingkat akhir di Fakultas Syariah LIPIA, Jakarta. Anak ketiga, Maryam Qoninat, saat ini kuliah di Kairo. Anak keempat, Scientia Afifah Taibah, adalah mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dan seterusnya …semuanya adalah anak-anak yang berprestasi tak hanya di sekolah namun juga di kegiatan organisasi keIslaman. Subhanallah …!

Ternyata, mendidik anak-anak menjadi hafiz Al Qur’an sangatlah mungkin dilakukan. Mengapa? Ada kabar baik yang perlu saya sampaiakan, setelah membaca buku ini bahwa: bapak ibunya bukanlah hafiz Al Qur’an.  Artinya apa? Bagi Anda yang tak hafiz Al Qur’an sebagai orang tua, tak perlu berkecil hati, belajarlah dari buku kecil bermanfaat luar biasa ini. Syaratnya hanya satu saja: Anda YAKIN seratus persen bahwa Al Qur’an merupakan landasan hidup yang paling benar dan wajib dijalankan. Kalau Anda ragu, atau sekedar “nice to have” saja, ya mana mungkin Anda bisa mendidik anak sebagai hafiz Al Qur’an. Mungkin Anda bertanya, kenapa musti dihafal sih Al Qur’an itu? Yang penting kan dipahami dan dijalankan, betul? Ya betul tapi kurang tepat karena ternyata ada tingkatannya:
  1.     Meyakini
  2.     Membaca dengan tartil
  3.     Memahaminya
  4.     Mengamalkannya
  5.     Memperjuangkan, menyebarkan, mendakwahkan, dan
  6.     Menghafalkannya.

Terus, mau tahu resepnya bagaimana pasangan ini membangun keluarganya?
  •     Tidak ada TV di dalam rumah
  •     Tidak ada gambar syubhat karena malaikat tak mau masuk rumah yang ada gambar syubhat
  •     Tidak ada musik-musik laghwi yang menyebabkan lalai kepada Allah dan diganti dengan musik Islami seperti nasyid
  •     Tidak ada ucapan-ucapan kotor dan diganti dengan ucapan-ucapab baik.

mungkinkah terealisasi ? dijaman gini?

hanyakah sebuah obsesi?

sungguh butuh jihad nafsi....

"siapa yang bejihad dijalanKami pasti Kami tunjukkan jalan Kami"

sumber : http://gatotwid.wordpress.com/2010/02/08/10-bersaudara-bintang-al-quran-resensi/

Posting Komentar

bismillah