Jarum jam terus bergulir, hari pun terus berlalu tanpa menunggu
Ku tetap disni dengan kegalauan dihati, kemana arahku nanti
Ya Rabbi... Ummi... Abi....
Ramadhan 30 hari lagi
Apa yang kunanti ?
Ku kan bangkit sebelum Rajab pergi
Ya Rabb hanya padamu kuberserah diri
Alhamdulillah kutemukan artikel ini, semoga membantuku mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. demikian pula.
Bagaimanakah Seharusnya Kita Menyambut Ramadhan?
Pertanyaan: Apa saja cara-cara yang benar untuk menyambut bulan yang mulia ini?
Seorang muslim seharusnya tidak lalai terhadap momen-momen untuk
beribadah, bahkan seharusnya ia termasuk orang yang berlomba-lomba dan
bersaing (untuk mendapatkan kebaikan) didalamnya. Allah Ta’ala
berfirman,
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berloma-lomba.” (QS. Al-Muthaffifiin:26)
Maka bersemangatlah wahai saudara-saudara muslim dalam menyambut Ramadhan dengan cara-cara yang benar sebagaimana berikut ini:
1. Berdo’a agar Allah mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat, serta dalam keadaan bersemangat beribadah kepada Allah, seperti ibadah puasa, sholat dan dzikir.
Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dia
berkata, adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki
bulan Rajab, beliau berdoa,
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Catatan: Syaikh Al-Albani rahimahullah mendhaifkan hadits ini dalam
kitab Dha’if al-Jaami‘ (4395) dan tidak mengomentarinya dalam kitab
Al-Misykaah.
Demikian juga generasi terbaik terdahulu (as-salaf ash-shalih) berdoa
agar Allah menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan dan menerima
amal-amal mereka.
Maka apabila telah tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah:
الله أكبر اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام , والتوفيق لما تحب وترضى ربي وربك الله
“Allah Maha Besar, ya Allah terbitkanlah bulan sabit itu untuk kami
dengan aman dan dalam keimanan, dengan penuh keselamatan dan dalam
keislaman, dengan taufik agar kami melakukan yang disukai dan diridhai
oleh Rabbku dan Rabbmu, yaitu Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ad-Darimi,
dishahihkan oleh Ibnu Hayyan)
2. Bersyukur pada Allah dan memuji-Nya atas dipertemukannya dengan bulan Ramadhan.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkaar,
“Ketahuilah, dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat
atau dihindarkan dari kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada
Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai dengan apa yg telah
diberikan-Nya).”
Dan sesungguhnya di antara nikmat yang paling besar dari Allah atas
seorang hamba adalah taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Selain
dipertemukan dengan bulan Ramadhan, nikmat agung lainnya adalah berupa
kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut untuk bersyukur dan memuji
Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dengan nikmat tersebut.
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi
keagungan Wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya.
3. Bergembira dan berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan.
Telah ada contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan
kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda,
جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم… الحديث
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang
diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya.
Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu
neraka….” (HR. Ahmad)
Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan
tabi’in, mereka sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira
dengan kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung
dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, moment untuk
melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat?
4. Bertekad serta membuat program agar memperoleh kebaikan yang banyak di bulan Ramadhan.
Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen untuk
agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius untuk
urusan dunia mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat
program sedemikian bagusnya untuk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang mu’min dalam hidup ini, dan
lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim memiliki kesempatan yang
banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya sehingga ia bisa
lebih kokoh dalam ibadah.
Di antara program akhirat adalah program menyibukkan diri di bulan
Ramadhan dengan ketaatan dan ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat
rencana-rencana amal yang akan dikerjakan pada siang dan malam Ramadhan.
Dan tulisan yang anda baca ini, membantu anda untuk meraih pahala
Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dengan ijin Allah Ta’ala.
5. Bertekad dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta menyusun waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.
Barangsiapa yang menepati janjinya pada Allah maka Allah pun akan
menepati janji-Nya serta menolongnya untuk taat dan memudahkan baginya
jalan kebaikan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ
“Maka seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, maka sungguh itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad:21)
6. Berbekal ilmu dan pemahaman terhadap hukum-hukum di bulan Ramadhan.
Wajib atas seorang yang beriman untuk beribadah kepada Allah dilandasi
dengan ilmu, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui
kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya. Di
antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah sepantasnya
bagi seorang muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta
hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan
Ramadhan), agar puasanya sah dan diterima Allah Ta’ala.
فَاسْأَلوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya':7)
Mau buku Panduan Ramadhan bisa KLIK disini.
7. Wajib pula bertekad untuk meninggalkan dosa-dosa dan kejelekan, serta bertaubat dengan sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tidak mengulanginya lagi.
Karena bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Barangsiapa yang tidak
bertaubat di dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah
Ta’ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
8. Mempersiapkan jasmani dan rohani dengan membaca dan menelaah buku-buku serta tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan tentang puasa dan hukum-hukumnya, agar jiwa siap untuk melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan.
Demikian pulalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersiapkan
jiwa-jiwa para sahabat untuk memanfaatkan bulan ini. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sempat bersabda pada akhir bulan Sya’ban,
جاءكم شهر رمضان … إلخ الحديث
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan…(sampai akhir hadits).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).[1]
9. Mempersiapkan dengan baik untuk berdakwah kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan, melalui:
- Menghadiri pertemuan-pertemuan serta bimbingan-bimbingan dan menyimaknya dengan baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal.
- Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang berkaitan dengan Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.
- Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hadiah tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset dan buku kecil, yang kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”.
- Memuliakan fakir dan miskin dengan memberi sedekah serta zakat untuk mereka.
10.Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan:
- Taubat sebenar-benarnya kepada Allah Ta’ala.
- Ta’at pada perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggalkan apa yang dilarangnya.
- Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami serta anak-anak.
- Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أفضل الناس أنفعهم للناس
“Seutama-utama manuia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”[2]
Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut Ramadhan, seperti tanah
kering yang menyambut hujan, seperti si sakit yang membutuhkan dokter
untuk mengobatinya dan seperti seseorang yang menanti kekasihnya.
“Ya Allah pertemukanlah kami dengan bulan
Ramadhan dan terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”
Khalid bin ‘Abdirrahman ad-Durwaisy
Sumber: http://saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm
—
[1] Hal ini disebutkan dalam Lathoif Al Ma’arif (kitab karya Ibnu Rajab Al-Hambali-ed).
[2] Dalam lafadz lain disebutkan,
أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس
“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lainnya.” (Hadits shahih dishahihkan Syaikh Al-Bani dalam
Al-Hadits Ash-Shahihah No.906 -red)
***Muslimah.or.id***